Dunia satu, tapi isinya beragam. Lingkungan, manusia, dan budaya tiga unsur yang saling mengkait, tidak terpisahkan satu sama lain. Keragaman lingkungan mempengaruhi keragaman manusia dan, tentu saja, budayanya sebagai proses adaptasi. Ini sebuah thesis yang tidak terbantahkan dan yang akan terus eksis selama dunia masih ada.
Dengan demikian, dunia sebagai satu kesatuan jagad identik dengan keragaman. Keragaman itu pula yang menjadikan segala yang di dalamnya indah, keragaman itulah yang menjadikan kehidupan colorful, membentuk mosaik yang indah. Bayangkan jika semuanya sama, apa yang terjadi? Ahh.. tidak perlu membayangkannya, karena tidak mungkin itu terjadi. Kesamaan manusia, kesamaan keinginan, kesamaan rupa, atau keamaan apa lagi... akan membuat dunia hancur seketika, tidak mampu memfasilitasinya.
Itulah hakikat yang melekat pada dunia dan segala isinya. Pluralisme sebuah keniscayaan yang membuat hidup dan kehidupan penuh warna dan dinamika. Walaupun semua berawal dari akar yang sama, tapi alam menciptakan kekhasan-kekhasan bagi semua makhluk.
So.., kenapa manusia mencoba mengingkarinya hingga bermusuhan satu sama lain? Mengapa satu kelompok melihat kelompok lain sebagai musuh yang harus dienyahkan? Mengapa kita tidak menonjolkan persaudaraan, hingga menjadi kaya dalam perbedaan? Bukankah hidup akan lebih indah jika semuanya saling menghargai dan berinteraksi satu sama lain?
Mari kita ciptakan kebersamaan dalam keragaman. Sifat saling menghargai kita mulai dari diri kita sendiri, hingga berkembang ke kelompok, komunitas, etnisitas, hingga bangsa untuk menciptakan dunia yang lebih baik, dunia yang pluralis.
Truman Simanjuntak
Label: multikulturalisme, Pluralisme
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda